BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kesetimbangan kimia adalah keadaan yang
stabil tetapi peka terhadap perubahan. Misalnya perubahan suhu, tekanan, volum,
dan konsentrasi. Kesetimbangan dapat bergeser ke kanan dan ke kiri bergantung
pada jumlah perekasi dan produk. Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kanan, jika produk bertambah atau
pereaksi berkurang. Sedangkan kesetimbangan dikatakan bergeser ke kiri, jika produk berkurang atau
pereaksi bertambah.
2.
Rumusan Masalah
a) Apakah
kesetimbangan kimia itu?
b) Apa
saja faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan?
c) Apakah
suhu mempengaruhi kesetimbangan kimia?
3.
Tujuan
a) Mengetahui
pengertian kesetimbangan kimia.
b) Mengetahui
faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan.
c) Mengetahui
pengaruh suhu dalam pergeseran kesetimbangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Kesetimbangan kimia adalah keadaan
yang stabil tetapi peka terhadap perubahan. Misalnya perubahan suhu, tekanan, volum,
dan konsentrasi. Kesetimbangan dapat bergeser ke kanan dan ke kiri bergantung
pada jumlah perekasi dan produk. Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kanan, jika produk bertambah atau
pereaksi berkurang. Sedangkan kesetimbangan dikatakan bergeser ke kiri, jika produk berkurang atau
pereaksi bertambah.
Pada tahun 1884, Henri Louis La Chatelier
(1850 – 1936) berhasil menyimpulkan pengaruh faktor luar terhadap
kesetimbangan. Kesimpulan Le Chatelier tersebut kini kita kenal sebagai azas Le
Chatelier, sebagai berikut : Bila
terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu
akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut.
Secara singkat, azas Le Chatelier dapat disimpulkan sebagai berikut:
Reaksi
= - Aksi
Cara sistem bereaksi adalah dengan
melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan. Berikut ini adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi kesetimbangan.
1. Pengaruh
Konsentrasi
Sesuai dengan azas Le Chatelier (reaksi=
- aksi), jika konsentrasi salah satu komponen diperbesar maka reaksi sistem
adalah mengurangi komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu
komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambah komponen itu.
· Jika
konsentrasi pereaksi diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
· Jika
konsentrasi pereaksi diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
2. Pengaruh
Tekanan
Penambahan
tekanan dengan cara memperkecil volum akan memperbesar konsentrasi semua komponen.
Sesuai dengan azas Le Chatelier, maka sistem akan bereaksi dengan mengurangi
tekanan. Tekanan gas bergantung pada jumlah molekul dan tidak bergantung pada
jenis gas. Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan
akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
Sebaliknya,
jika tekanan dikurangi degan cara memperbesar volum, maka sistem akan bereaksi
degan menambah tekanan dengan cara menambah jumlah molekul. Reaksi akan
bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih besar.
· Jika
tekanan diperbesar (volum diperkecil), kesetimbangan akan bergeser ke arah yang
jumlah koefisiennya terkecil.
· Jika
tekanan diperkecil (volum diperbesar), kesetimbangan akan bergeser ke arah yang
jumlah koefisiennya terbesar.
3. Pengaruh Komponen Padat dan Cair
Penambahan atau pengurangan komponen yang
berupa padatan dan cairan murni tidak mempengaruhi kesetimbangan. Karena jarak
antarpartikel dalam padatan dan cairan adalah tetap. Tetapi dalam sistem
larutan (pelarut air), penambahan air dalam jumlah yang signifikan dapat juga
berarti memperbesar volume, sehingga kesetimbangan akan bergeser ke ruas yang
jumlah koefisiennya terbesar.
4. Pengaruh
Suhu
Sesuai dengan azas Le Chatelier, jika
suhu sistem kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi sistem adalah menurunkan suhu,
kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (endoterm).
Sebaliknya, jika suhu sistem kesetimbangan diturunkan, maka reaksi sistem
adalah menaikkan suhu, kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang
megeluarkan kalor (eksoterm).
5. Pengaruh
Katalis
Katalis akan mempercepat laju reaksi
maju sekaligus laju reaksi balik. Oleh karena itu, penggunaan katalis akan
mempercepat tercapainya keadaan setimbang. Suatu katalis juga penting bagi
reaksi yang memerlukan suhu tinggi, karena dengan suatu katalis reaksi seperti
itu dapat berlangsung pada suhu yang lebih rendah. Hal itu menjadi sangat
penting apabila reaksi pada suhu tinggi mengurangi rendemen hasil reaksi.
Meskipun katalis dapat mempercepat
pencapaian keadaan setimbang, namun katalis tidak mengubah komposisi
kesetimbangan (mengeser kesetimbangan).
BAB III
METODE
A. Alat Dan Bahan
1. 10
mL larutan HNO3 pekat
2. Lempeng
tembaga (Cu)
3. Air
4. 3
buah Gelas kimia
5. Pipet
ukur
6. Kaki
tiga
7. Korek
api
8. Es
batu
9. Pembakar
spiritus
10. Kassa
11. Plastik
dan karet
B. Cara Kerja
1. Mengambil
larutan HNO3 pekat sebanyak 10 mL dan memasukkannya kedalam tabung
ukur dengan pipet ukur.
2. Memasukkan
larutan HNO3 pekat dari tabung ukur kedalam tabung reaksi.
3. Memasukkan
lempeng 3 gr tembaga (Cu) dan segera menutup mulut tabung reaksi dengan plastik
serta mengkaretinya.
4. Setelah
logam tembaga (Cu) habis, memasukkan tabung reaksi pada gelas kimia yang berisi
air pada suhu kamar dan mendiamkannya beberapa menit.
5. Memindahkan
tabung reaksi pada gelas kimia yang berisi air yang telah didinginkan degan air
es dan mendiamkannya beberapa menit.
6. Memindahkan
tabung reaksi pada gelas kimia yang berisi air pada suhu kamar agar siap
dimasukkan pada air panas
7. Memindahkan
tabung reaksi pada gelas kimia yang berisi air yang telah dipanaskan dan
mendiamkannya beberapa menit.
8. Mencatat
pada lebar kerja sementara hasil yang diperoleh.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.Data Hasil
Pengamatan
No
|
Perlakuan
pada tabung reaksi
|
Hasil
Pengamatan
|
1
|
Didinginkan
|
Warna coklat (gas N2O4) tidak
terlalu pekat
|
2
|
Diletakkan pada suhu
kamar
|
Warna coklat (gas N2O4) terlihat
samar
|
3
|
Dipanaskan
|
Warna coklat (gas N2O4)
sangat pekat
|
B.
Pembahasan
Pada data percobaan no 1 (tabung
didinginkan) warna coklat (N2O4)
tidak terlalu pekat. Hal ini berarti arah kesetimbangan bergeser menuju arah
kanan (N2O4)
karena produk bertambah dan pereaksi berkurang. Sedangkan pada data percobaan
no 2 keadaanya adalah setimbang. Dan pada data percobaan 3, warna coklat (N2O4) yang muncul sangat
pekat, hal ini berarti kesetimbangan bergeser ke kanan menuju gas
NO2 karena jumlah produk
berkurang dan pereaksi bertambah.
Dalam
percobaan terbukti bahwa terjadi
perbedaan arah kesetimbangan pada saat suhu dinaikkan dengan saat suhu
diturunkan. Pada saat suhu dinaikkan kesetimbangan menuju ke arah kiri dan pada
saat suhu diturunkan kesetimbangan menuju arah kanan.
C.Jawaban
Pertanyaan
1.
a) Eksoterm
b) Endoterm
2.
NO2
(kanan)
3.
Konsentrasi N2O4
4.
N2O4
(kiri)
5.
NO2
6.
Perubahan suhu
berpengaruh pada pergeseran kesetimbangan, yakni:
a)
Suhu naik,
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm (menyerap kalor).
b)
Suhu turun,
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksoterm (melepas kalor).
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada percobaan tersebut, suhu sangat mempengaruhi arah
kesetimbangan. Yakni sebagai berikut:
·
Jika suhu
dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm
·
Jika suhu
diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm
Terjadi perbedaan arah
kesetimbangan pada saat suhu dinaikkan dengan saat suhu diturunkan. Pada saat
suhu dinaikkan kesetimbangan menuju ke arah kiri dan pada saat suhu diturunkan
kesetimbangan menuju arah kanan.
B.
Saran
Praktikum sebaiknya dilakukan segera dan jangan mengulur-ulur
waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael.2007. Kimia untuk SMA kelas XI. Jakarta:
Erlangga.