A Promise to Princess
D
|
ahulu kala ada sebuah kerajaan kecil yang
dipimpin oleh Raja yang arif bijaksana. Semua orang hidup dengan bahagia
dan berkecukupan. Raja memiliki tiga orang putri. Aoi, putri bungsunya dalah
gadis yang ceria dan pintar melukis. Sedangkan Ai, putri kedua Raja adalah
seorang yang cantik jelita, pintar bernyanyi dan bermain musik, juga baik hati.
Ivy, putri sulung Raja adalah gadis yang pemberani, pintar, dan pandai menulis
meski ia tak secantik adik-adiknya. Karena itu, tak salah apabila Raja amat
berbahagia.
Namun,
semenjak Putri Ivy berumur 15 tahun kebahagiaan itu sedikit berkurang. Karena
sejak itu pula Ivy tak pernah mau keluar dari kamarnya apabila tak ada hal yang
penting. Ivy pun tak pernah lagi dapat tertawa dengan lepas, kini ia menjadi
gadis yang pendiam dan pemurung yang tak suka ada orang lain dikamarnya.
Raja tak bisa berbuat banyak terhadap putrinya itu. Satu-satunya teman sang
putrid adalah Yuki, merpati putih peliharaannya.
Penyebab
Putri Ivy menjadi pendiam adalah Pangeran Kei, seorang pangeran yang pemberani,
pintar, dan tampan dari kerajaan tetangga. Mereka bertemu saat usia mereka 10
tahun, pertemuan mereka pun bukanlah pertemuan yang menyenangkan. Saat itu
Putri Ivy tengah bermain di dekat kolam istana dan Pangeran Kei tengah berlari
menghindari pelayan-pelayannya. Karena kecerobohan Pangeran Kei, ia
pun menabrak Putri Ivy. Maka, jatuhlah mereka berdua dalam kolam yang untungnya
dangkal. Sejak saat itu, setiap kali mereka bertemu pastilah saling bermusuhan.
Puncak
permusuhan mereka adalah saat usia mereka 9 tahun. Saat itu mereka tengah
memperebutkan burung merpati yang terluka. Yang menemukannya pertama kali
adalah Pangeran Kei, namun yang merawatnya adalah Putri Ivy. Mereka pun
akhirnya berlomba lari untuk menentukan pemilik merpati putih itu. Di saat
mendekati garis finish, Putri Ivy terjatuh dan terluka, karena itu Pangeran
Keilah pemenangnya. Namun, Pangeran Kei malah memberikan merpati itu pada
Putri Ivy. “Aku tak butuh. Lagi
pula, aku takkan pergi kemana-mana. Jadi, aku bias melihatnya kapanpun”
begitulah alasan Pangeran. Namun, Putri Ivy tahu kalau itu hanyalah
alasan.
Semenjak
kejadiaan itu, Putri Ivy menyukai Pangeran. Hingga suatu hari mendekati ulang
tahun ke-12 Putri Ivy, ia memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Pangeran
Kei di malam pesta ulang tahunnya. Undangan untuk Pangeran Kei pun telah ia
berikan dan Pangeran Kei telah menyanggupinya.
Sepanjang
hari hati Putri Ivy tak menentu. Ia selalu diliputi kecemasan. Namun, hingga
pesta selesai Pangeran Kei tidaklah muncul. Keesokkan harinya Putri Ivy baru
mengetahui kalau sang Pangeran pergi keluar negeri untuk belajar. Hal itu
membuat Putri Ivy kecewa, marah, dan benci pada Pangeran Kei. “Pembohong!” ia
selalu meneriakkan itu di kamarnya. Ia merasa salah telah menyukai Pangeran
Kei. Kini perasaan suka itu telah menjadi persaan benci.
Sebentar
lagi Putri Ivy akan berusia 17 tahun, sang Raja dan Ratu tengah sibuk
mempersiapkan acara ulang tahun. Kali ini ulang tahun Putri Ivy dirayakan
besar-besaran karena bertepatan dengan peringtan 2 abad berdirinya Istana
Velvet. Raja dan ratu megundang semua rakyat dan sahabat-sahabat kerajaan dalam
pesta ini. Maka dari itu, istana menjadi ramai dipenuhi dengan pelayan-pelayan
pendekor ruangan, koki dan pengurus pesta. Ini membuat Putri Ivy jengkel,
karena ia tak bias menulis satu baitpun puisi. Diam- diam ia pergi
kehutan belakang istana bersama dengan Yuki.
Di dalam hutan Putri Ivy kembali teringat akan
Pangeran Kei. Air mata Putri pun
jatuh, segala rasa sakit itu, kini entah kenapa kembali bergejolak. Sakit hati
selama bertahun- tahun belumlah bias ia hilangkan. Dengan susah payah ia pun
menuliskan puisi.
To someone that I love but I hate too
So scary,
My heart, my think, and my hope
All of that is go on
Because you
You is liar
I hate you anymore
But,
I can’t forget this love
I love you but I hate you
It’s so sad
By: Stupid Princess because of love
Tak terasa
waktu telah beranjak petang. Dengan tergesa-gesa Putri Ivy meninggalkan hutan.
Ia tak menyadari kalau selama di hutan ia tengah diperhatikan oleh seseorang.
Dan ia pun tak menyadari kalau ia melupakan buku dan penanya.
to be continue ***