Pages

Rss

Sabtu, 11 Februari 2012

CERPEN




A Promise to Princess


D

ahulu kala ada sebuah kerajaan  kecil yang dipimpin oleh Raja yang arif bijaksana. Semua orang hidup  dengan bahagia dan berkecukupan. Raja memiliki tiga orang putri. Aoi, putri bungsunya dalah gadis yang ceria dan pintar melukis. Sedangkan Ai, putri kedua Raja adalah seorang yang cantik jelita, pintar bernyanyi dan bermain musik, juga baik hati. Ivy, putri sulung Raja adalah gadis yang pemberani, pintar, dan pandai menulis meski ia tak secantik adik-adiknya. Karena itu, tak salah apabila Raja amat berbahagia.
  Namun, semenjak Putri Ivy berumur 15 tahun kebahagiaan itu sedikit berkurang. Karena sejak itu pula Ivy tak pernah mau keluar dari kamarnya apabila tak ada hal yang penting. Ivy pun tak pernah lagi dapat tertawa dengan lepas, kini ia menjadi gadis yang pendiam dan pemurung yang tak suka ada orang lain dikamarnya.  Raja tak bisa berbuat banyak terhadap putrinya itu. Satu-satunya teman sang putrid adalah Yuki, merpati putih peliharaannya.
  Penyebab Putri Ivy menjadi pendiam adalah Pangeran Kei, seorang pangeran yang pemberani, pintar, dan tampan dari kerajaan tetangga. Mereka bertemu saat usia mereka 10 tahun, pertemuan mereka pun bukanlah pertemuan yang menyenangkan. Saat itu Putri Ivy tengah bermain di dekat kolam istana dan Pangeran Kei tengah berlari menghindari pelayan-pelayannya. Karena  kecerobohan  Pangeran Kei, ia pun menabrak Putri Ivy. Maka, jatuhlah mereka berdua dalam kolam yang untungnya dangkal. Sejak saat itu, setiap kali mereka bertemu pastilah saling bermusuhan.
  Puncak permusuhan mereka adalah saat usia mereka 9 tahun. Saat itu mereka tengah memperebutkan burung merpati yang terluka. Yang menemukannya pertama kali adalah Pangeran Kei, namun yang merawatnya adalah Putri Ivy. Mereka pun akhirnya berlomba lari untuk menentukan pemilik merpati putih itu. Di saat mendekati garis finish, Putri Ivy terjatuh dan terluka, karena itu Pangeran Keilah pemenangnya. Namun, Pangeran Kei malah memberikan merpati itu pada  Putri Ivy. “Aku tak butuh. Lagi pula, aku takkan pergi kemana-mana. Jadi, aku bias melihatnya kapanpun” begitulah alasan  Pangeran. Namun, Putri Ivy tahu kalau itu hanyalah alasan. 
  Semenjak kejadiaan itu, Putri Ivy menyukai Pangeran. Hingga suatu hari mendekati ulang tahun ke-12 Putri Ivy, ia memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Pangeran Kei di malam pesta ulang tahunnya. Undangan untuk Pangeran Kei pun telah ia berikan dan Pangeran Kei telah menyanggupinya.
  Sepanjang hari hati Putri Ivy tak menentu. Ia selalu diliputi kecemasan. Namun, hingga pesta selesai Pangeran Kei tidaklah muncul. Keesokkan harinya Putri Ivy baru mengetahui kalau sang Pangeran pergi keluar negeri untuk belajar. Hal itu membuat Putri Ivy kecewa, marah, dan benci pada Pangeran Kei. “Pembohong!” ia selalu meneriakkan itu di kamarnya. Ia merasa salah telah menyukai Pangeran Kei. Kini perasaan suka itu telah menjadi persaan benci.
  Sebentar lagi Putri Ivy akan berusia 17 tahun, sang Raja dan Ratu tengah sibuk mempersiapkan acara ulang tahun. Kali ini ulang tahun Putri Ivy dirayakan besar-besaran karena bertepatan dengan peringtan 2 abad berdirinya Istana Velvet. Raja dan ratu megundang semua rakyat dan sahabat-sahabat kerajaan dalam pesta ini. Maka dari itu, istana menjadi ramai dipenuhi dengan pelayan-pelayan pendekor ruangan, koki dan pengurus pesta. Ini membuat Putri Ivy jengkel, karena ia tak bias menulis satu baitpun puisi. Diam- diam ia pergi kehutan belakang istana bersama dengan Yuki.
  Di dalam hutan Putri Ivy kembali teringat akan Pangeran Kei. Air mata Putri pun jatuh, segala rasa sakit itu, kini entah kenapa kembali bergejolak. Sakit hati selama bertahun- tahun belumlah bias ia hilangkan. Dengan susah payah ia pun menuliskan puisi.

                To someone that I love but I hate too

                So scary,
                My heart, my think, and my hope
                All of that is go on
                Because you

                You is liar
                I hate you anymore
               
But,
                I can’t forget this love
                I love you but I hate you
                It’s so sad

                By: Stupid Princess because of love

Tak terasa waktu telah beranjak petang. Dengan tergesa-gesa Putri Ivy meninggalkan hutan. Ia tak menyadari kalau selama di hutan ia tengah diperhatikan oleh seseorang. Dan ia pun tak menyadari kalau ia melupakan buku dan penanya.

to be continue ***
Read More..

Example Review Text

An Inconvenient Truth

An Inconvenient Truth is a documentary film directed by Davis Guggenheim. This film was first shown in America at the 2006 Sundance Film Festival and international premiere at Cannes. Besides that, this film ever wins Academy Awards® for Best Documentary feature and Best Song.
This film tells about former vice president of America, Al Gore. He fought to disenchant everyone in the world about the dangers of global warming. I've never came to the seminar before, but this film make me feel that I was in there to listen the seminar from Al Gore. This film begins with the appearance of Al Gore as a speaker. He tells audiences all about global warming.  Al Gore is a narrator that was funny, interesting, and open to audiences. So, many people are very interested with his appearance. In this film, he try to convey the truth about global warming, it's because at that time America not cared about global warming. America only considers global warming as a political issue. Al Gore insists that global warming is not a political issue at all but “a moral issue." Along the movie, Al Gore provides many amazing facts about Global warming and some fact have never been published before. At the end of the movie Al Gore tried to convince the audience to stop global warming become more severe.
Overall, this film is very interest to seen and easy to understand, because it displays interesting facts which not monotone, apart from Al Gore performance. This film also gives different point of view about global warming. 
This movie makes us stirred to stop global warming. At this time, global warming is threatening our earth, our planet, and the only home we have. This is our time to overcome global warming and to rise again to save our future. If we not stop global warming, future generations will feel the impact.  So, stop the global warming starting from now.
Read More..

Cari Di Blog Ini